Lelaki Malam
saat kau mengguncang tubuh lelahku
aku belum sempat memulai sebuah mimpi buruk
letak tidurku pun masih terpaku
dalam beku garis sendi
jika saja aku tak menangkap bayangmu
mungkin aku sudah mengumpat keadaan ini
seperti dirimu yang tak pernah mengeluhkan keputusan burukku
datangmu selalu memberi inspirasi kesejukan jiwa
meski pun kau datang di waktu yang terlalu tidak tepat
aku menunggumu, kataku sambil mencoba membuka mata dan tersenyum
kenapa kau selalu katakan itu dalam setiap pertemuan kita, katamu
kuangkat tubuh ini dan duduk di bibir tempat tidur, tepat di sisi tubuhmu
di antara mulutmu dan mulutku yang hampir tak berjarak
aku katakan dengan lambat: kau pasti tau, kenapa aku ucapkan itu
kau hanya diam dan menatap mataku untuk mencari jawaban
aku berpaling dari tatapanmu
karna aku selalu tidak sanggup menatap keindahan itu
terlalu mewah buatku
cerpenmu yang dimuat majalah kampus bagus, kataku
kau tersenyum
berlahan membuka tas kecil
dan meyodorkan puisi kepadaku
aku bersila, membacanya di ujung ruang
di sisi tumpukan buku yang berserak
dan kau melihatku dari bibir tempat tidur
tak lama, aku telah menyelesaikannya
aku hanya terdiam
mata kita kembali bertatapan
aku berdiri dan mendekat ke arahmu
kau berdiri tepat di hadapanku
tragedi atau anugerah, kataku
Filed under: Umum | 4 Comments
weleeh.. ada mariana.. ayu tenan..
weleeh.. ada mariana.. ayu tenan..
weleeh.. ada mariana.. ayu tenan..
anugerah donk 🙂
masa tragedi sih??–>